BOM JAKARTA, 17 July 2009

Serangan bom kembali terjadi di jakarta pada hari jum'at tanggal 17 Juli 2009. Kali ini dua hotel internasional menjadi sasaran serangan teroris yaitu Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz carlton. Bahkan bagi Hotel JW Marriot kejadian ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya mendapat serangan bom serupa.

Serangan ini mengakibatkan kehancuran loby dan restoran hotel, melukai puluhan orang dan mengakibatkan sekitar sepuluh orang meninggal dunia. Sebagian besar dari korban tersebut adalah warga asing yang bekerja di Indonesia, sehingga dalam waktu singkat serangan bom itu mendapat sorotan dari dunia luar.

Serangan terorisme seperti itu memang akan mengakibatkan kerusakan yang hebat dan cedera yang sangat pasar kepada korbannya. Sehubungan dengan tingkat keparahan dan beratnya cedera sebaiknya penolongan memiliki kemampuan khusus dalam melakukan penanggulangan penderita gawat darurat dan korban masal. Seringkali korban meninggal dunia atau mengalami cedera karena salah dalam melakukan pertolongan. Sebagai contoh, korban ledakan bukan hanya mengalami luka bakar tetapi juga ada kemungkinan mengalami patah tulang leher (fraktur servikal) akibat terlempar oleh gelombang kejut ledakan. Penderita yang mengalami cedera tulang leher apabila salah dalam melakukan pengangkatan atau pemindahan tidak menutup kemungkinan akan mengalami henti napas dan henti jantung. Selain itu perlu adanya suatu sistem yang terpadu dalam melakukan penanggulangan korban masal, salah satunya adalah dengan melakukan triase / pemilahan penderita. Dengan melakukan pertolongan yang terorganisir dan sesuai dengan skala prioritas akan mendapatkan lebih banyak penderita yang tertolong. Oleh karena itu pengetahuan petugas mengenati trauma memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan pertolongan.

Melihat kejadian itu, Secara khusus PRO EMERGENCY (Manajemen-Staff-Karyawan) turut berduka cita kepada bangsa dan negara, korban dan keluarga. Semoga kejadian ini tidak akan terjadi lagi dikemudian hari.